UNIK. Itulah yang mendasari namaku Ino Sasuga. Tentu ini bukan nama yang diberikan orang tua sejak lahir. Terlepas dari filosofinya, nama "INO" rasanya enak disebutnya.
Saya bukan orang Jepang, apalagi keturunan Jepang. Saya orang Sunda tulen. Dilahirkan di Sumedang (sama kayak Teh Pipiet Senja), sekarang tinggal di Garut (rumah nggak jauh sama Udo Yamin Majdi). Dari ayah yang keturunan Perancis (peranakan Ciamis).
Nama Ino Sasuga belum setenar Mbak Asma Nadia, Mbak Kinoysan, Syamsa Hawa, atau Kang Ali Muakhir. Tapi, impian ke arah sana udah dari dulu diazzamkan.
Dengan nama Ino Sasuga, saya mencoba memfokuskan diri menulis seputar cerita santri. Tak lain, tidak banyaknya kisah kehidupan para pencari ilmu di pesantren menjadi dorongan kuat untuk menuliskannya. Seperti halnya H. R. Taufiqurraman, MA yang ceritanya seputar santri yang menginspirasi.
Ino Sasuga.
Ya. Ino Sasuga.